Di pagi hari yang sejuk nan sunyi namun terdengar syahdu oleh kicauan burung-burung pipit. Suara burung-burung itu merdu sekali menambah keindahan di pagi hari. Ayam-ayam pun tak mahu kalah, ia juga berkokok dengan suara yang melambangkan keperkasaannya. Matahari perlahan mulai terangkat dari bagian bumi yang lain. Cahaya mentari yang telah dinantikan oleh manusia dibumi telah kembali Nampak disingasananya untuk menghangatkan jiwa yang telah mengigil karena dinginnya malam.
Pagi semakin ramai oleh kakak beradik di keluarga itu. Namanya Evi dan Ahmad. Seperti biasa, mereka bangun terlambat, mereka selalu saja kesiangan padahal ibunda telah membangunkan sejak shubuh tadi. Tetapi saat mereka bangun, dunia tersentak. Salah satu di bagian bumi Indonesia menjadi gaduh, hampir tak ada bedanya dengan kegaduhan di gedung DPR oleh demonstrasi mahasiswa. Ahmad bangun dari tidur lelapnya, perlahan kesadarannya mulai kembali. Keseramannya telah pulih, persis seperti harimau yang baru saja bangun dari tidur panjangnya.
“ Mama…! Mana bukuku ??? ” teriak Ahmad.
“ Apa mama bilang, bukunya disiapkan semalam..!” tak kalah juga suaranya dengan anaknya.
“ Evi..! Kamu yang ambil bukuku” teriak lagi Ahmad kepada kakaknya dengan suara yang lebih kencang. Suara si Ahmad tiba-tiba membuat ayahnya yang masih nyenyak di atas kasur yang tidak empuk-empuk amat itu juga bersuara namun tak jelas-jelas amat.
“ Ahma..d, ini uangmu”
Ahmad yang tadinya takut dimarahi ayahnya tiba-tiba tersenyum sendiri karena ternyata ayahnya hanya akan memberikannya uang.
Pagi semakin ramai oleh kakak beradik di keluarga itu. Namanya Evi dan Ahmad. Seperti biasa, mereka bangun terlambat, mereka selalu saja kesiangan padahal ibunda telah membangunkan sejak shubuh tadi. Tetapi saat mereka bangun, dunia tersentak. Salah satu di bagian bumi Indonesia menjadi gaduh, hampir tak ada bedanya dengan kegaduhan di gedung DPR oleh demonstrasi mahasiswa. Ahmad bangun dari tidur lelapnya, perlahan kesadarannya mulai kembali. Keseramannya telah pulih, persis seperti harimau yang baru saja bangun dari tidur panjangnya.
“ Mama…! Mana bukuku ??? ” teriak Ahmad.
“ Apa mama bilang, bukunya disiapkan semalam..!” tak kalah juga suaranya dengan anaknya.
“ Evi..! Kamu yang ambil bukuku” teriak lagi Ahmad kepada kakaknya dengan suara yang lebih kencang. Suara si Ahmad tiba-tiba membuat ayahnya yang masih nyenyak di atas kasur yang tidak empuk-empuk amat itu juga bersuara namun tak jelas-jelas amat.
“ Ahma..d, ini uangmu”
Ahmad yang tadinya takut dimarahi ayahnya tiba-tiba tersenyum sendiri karena ternyata ayahnya hanya akan memberikannya uang.